KEHANGATAN DI GUNUNG TUGEL

Purwokerto, 24 Juni 2008; 23:34
Dear all,
Aku barusan dapat pengalaman menarik nih (bukan menarik becak lho…). Aku diajak Rm Teguh dari Komisi PSE untuk berkunjung ke Gunung Tugel bersama Sendy, Sony dan Budi.
Kami mengadakan pertemuan dengan warga RT setempat di rumah Pak Tolha yang biasa dipakai untuk belajar bagi anak-anak.*) Pertemuan dihadiri oleh kurang lebih 25 orang (terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anak). Tujuan pertemuan untuk mengadakan evaluasi atas kegiatan belajar bersama yang diasuh beberapa teman mahasiswa kita.
 

 
Mereka yang hadir sharing bahwa kegiatan belajar bersama ini memberi manfaat. Anak Pak Tolha dan beberapa anak lain mendapat ranking bagus. Misalnya ada anak yang meningkat dari ranking empat ke satu, dst. Semua anak yang aktif dalam kegiatan ini naik kelas.
 
Romo Teguh memandu acara dengan gayanya yang merakyat dan penuh humor tapi “berisi”. Poin penting yang disampaikan: 1) menegaskan kembali pentingnya dukungan orang tua agar anak-anaknya tetap aktif dalam kegiatan ini, 2) akan diusahakan sarana dan prasarana pendukung seperti alat peraga, tempat yang lebih layak, buku/alat tulis, buku mengaji/ikroh, dll, 3) minta kesediaan warga RT untuk menyiapkan tempat untuk membangun ruang belajar. Rencananya akan dibangun tempat belajar dari kayu dan bambu ukuran 4 x 15 m. Target waktu: awal Oktober 2008, 4) mohon kesediaan warga untuk bergotong-royong membangun fasilitas belajar tersebut. Komisi PSE akan membantu beaya dan materialnya , 5) anak-anak yang rajin hadir dan berprestasi akan diajak darmawisata di masa liburan, 6) Komisi PSE akan mengajak teman-teman muda Muslim khususnya untuk memberi pendidikan keislaman.
 
Warga RT memberi tanggapan yang sangat positif dan siap bekerjasama untuk mendukung kegiatan belajar bagi anak-anak mereka. Sementara itu ibu-ibu mengungkapkan keluhan bahwa anak-anak mereka sering malu dan takut untuk belajar matematika (bikin mumet sih…). Kalau bisa yang mengajar mahasiswa putri (cewek). Keluhan itu akan ditanggapi dengan mempersiapkan suatu metode belajar yang lebih menarik dan merekrut tenaga mahasiswa putri (ayo cewek-cewek. …nih ada lowongan pekerjaan bagus). Seorang bapak juga mengusulkan untuk memberi pendampingan membaca dan menulis bagi anak-anak kelas satu dan dua.
 
Malam ini aku mengalami kehangatan warga Gunung Tugel dan terpancarnya semangat serta harapan untuk membina anak-anak mereka. Suasana hangat itu makin bertambah karena adanya teh panas juga hidangan karak dan tiwul. Saking akrabnya, ada ibu yang menyebut aku seperti si Parto…ha ha….
Begitulah teman-teman sharingku. Di akhir pertemuan Pak Tolha mengungkapkan bahwa dirinya terkesan dengan semangat teman-teman mahasiswa yang selama tiga bulan mendampingi anak-anak.
 
Seperti selalu ditandaskan Rm Teguh, dana dan sarana bisa diusahakan, bukan dijanjikan. Sekarang tinggal tenaga pengajarnya (para mahasiswa Katolik), masih sangat dibutuhkan tambahan lagi. Siapa yang peduli dan tergerak hati untuk mendampingi adik-adik Gunung Tugel yang punya semangat tapi butuh bantuan ini? Teman-teman mungkin sibuk belajar dll, tapi bila mau sedikit meluangkan waktu untuk mereka, pasti akan banyak manfaat yang bisa didapat. Ingat, “the beauty of life doesn’t depend on how happy you are, but depend on how happy others can be because of you.”
 
 
*)Pendampjngan Mahasiswa Katolik Purwokerto pada anak-anak usia SD di Gunung Tugel telah dimulai 13 Maret 2008. Para mahasiswa mendampingi sekitar 20 anak, terutama belajar Bahasa Inggris dan Matematika. Kegiatan berlangsung setiap hari Selasa dan Kamis. Gunung Tugel merupakan satu desa di selatan Purwokerto yang oleh pemerintah kabupaten setempat dijadikan area tempat pembuangan akhir sampah (TPA)

KiSS (Kisah Seputar Solidaritas) DI KAMPUNG LAUT

Menanggapi tawaran untuk membantu emergency response.

Minggu, 31 Januari 2010, bersama 6 orang mahasiswa, beberapa orang anggota WKRI DPD Purwokerto, umat Paroki Cilacap dan Tim Karito, saya mengadakan sebuah perjalanan perdana ke Kampung Laut, Kabupaten Cilacap. Sungguh merupakan pengalaman yang mengesankan bagi saya bisa mengunjungi Kampung Laut berkat tawaran kerjasama dari Karito untuk melanjutkan program emergency response mereka. pasca gempa. Terima kasih kepada Karito atas tawaran kerjasama ini. Continue reading KiSS (Kisah Seputar Solidaritas) DI KAMPUNG LAUT